December (early) contemplation

 HAHAHA, bisa-bisanya dalam satu hari gua nulis dua postingan di blog, dan langsung nulis-publish tanpa bikin draft dulu di word 🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️. Jujur untuk hal yang satu ini gua belum bisa cerita ke siapa-siapa karena pasti sebagian besar orang menganggap dan menilai apa yang gua lakukan ini salah, kalau-pun membenarkan, itu cuma rasa empatinya dia aja ke gua. Karena sebenernya memang salah, tapi cuma ini jalan yang harus gua ambil. 

Sebetulnya gua pun gabisa banget ngelakuin hal-hal diluar jalur kayak gini. Eh, ini belum se 'diluar' jalur itu, sih. Ini masih di bahu jalan kali ya, soalnya kan kalau di jalan tol tetep kena tilang karena salah kalau lu jalan di bahu jalan, apalagi kalau jalan kaki, hahaha. Naluri gua masih jalan sebetulnya, tau juga kalau salah. Tapi ini adalah konsekuensi yang harus gua jalani, dan gua di awal sudah coba negosiasi tapi gagal (dengan segala penawaran dan kemungkinan risiko yang ada). Mau gamau, eh, emang jalan satu-satunya sih versi gua, yaitu gua kembali ke kontrak awal kalau-kalau memang negosiasinya gagal.

being a 'petak umpet' player is veryyyy exhausting. persoalannya bukan cuma ngumpet yang jadi tugas gua, tapi gua juga harus 'lari' kalau-kalau yang jaga mulai punya feeling sama posisi gua ngumpet. Dan di Unida, mau ngumpet dimana, sih?

Sejauh ini, kira-kira sebulanan lah ya, gua udah dapet banyak banget hikmah yang bisa gua ambil.

Gua sebelumnya punya draft tulisan yang judulnya 'dewasa in my perspective' dan kayaknya substansinya bakalan pindah kesini

Hikmahnya adalah, gua jadi paham banyak tentang point of view orang-orang 'kurang baik' baik yang ada di sekitaran gua maupun yang ada di luaran sana. Gua selalu hidup di lingkungan yang di penuhi sama orang-orang baik yang membuat gua gabisa paham banyak kenapa orang-orang seperti yang gua sebutkan diatas itu melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Gua jadi jauh lebih menghargai alasan-alasan kenapa seseorang melakukan sesuatu.

Dulu, gua bingung dan merasa adegan balas dendam di film-film itu unreal banget. Kayak, emangnya bisa ya bales dendam tuh bisa terpelihara sampe bertahun-tahun dan korbannya itu bener-bener termotivasi jadi sukses sampe bisa ngejar orang-orang di posisi atas? Bukannya kalau kita kesel ke orang itu lama-lama lupa dan yaudah aja gasi?.

Tapi, karena kejadian ini, gua merasa kalau adegan-adegan itu realistis. Karena ternyata gua mengalami. HAHAHA serasa dramatis banget gueh. Ada satu kejadian dimana gua mogok makan 3 hari (cuma minum sama ngemil keciilll banget, sama sekali gak nasi atau mi) bener-bener 3 hari dengan motivasi supaya di hari tertentu yang bagi gua adalah nightmare, gua tumbang sakit karena ga makan 3 hari. BAYANGIN BROH, gua aja ga nyangka sebelumnya bisa seberani itu. Dan tau? gua baik-baik aja bahkan sampe sekarang. Padahal, biasanya 1 hari ga makan perut rasanya udah perih banget, dan biasanya gua laper dikit juga langsung nyemil, langsung makan, gapernah di tahan-tahan.

Oh, ternyata rasanya gini, punya motivasi dan keinginan yang sebegitu kuatnya sampe bisa ngasih kekuatan sebesar itu. Ga heran orang-orang bisa bales dendam bahkan bertahun-tahun kemudian kalau memang punya motivasi sebesar itu.

Tentang dewasa juga,

Dulu sekali, berawal dari pemahaman anak kecil kalau dewasa itu berarti orang yang sudah besar. Lalu seiring mendewasanya gua, pikiran dan pemahaman gua tentang dewasa itu sendiri semakin bergeser.

Sampai dititik ini, meski gua tau pemahaman ini akan bergeser lagi nantinya, kalau banyak orang yang berlaku kekanak-kanakkan tapi justru hal 'kekanak-kanakan' mereka adalah langkah dan perbuatan paling dewasa yang mereka ambil, yang mereka tempuh. Contohnya banyak gua jumpai dan gak perlu gua jelaskan.

Gua punya pemikiran panjang tentang kejadian gua ini, tapi gabisa gua jelaskan disini dan kayaknya memang gausah, deh. Karena toh orang-orang juga akan tetap teguh sama pendapatnya masing-masing. Contohnya kayak di ilmu pengetahuan aja, pemikiran seseorang bahkan bisa sampai memisahkan satu negara berdaulat terbagi jadi dua. Sekuat itu pemikiran dan pendapat kita sebenarnya kalau memang punya alasan yang jelas.

Intinya, gua nulis ini karena mau ngeluarin segala batu yang tadi ada di hati aja sih. Sambil denger murottal surah Al-Baqarah, dan di perpustakaan, gua nulis ini supaya ga mepek di hati gua, supaya gua tenang, dan bisa berpikir lebih jernih. Ya, setidaknya gua berhasil mengekspresikan dan mengkomunikasikan perasaan gua saat ini ke media blog ini.

Semoga postingan selanjutnya isinya seru dan penuh dengan kebahagiaan

Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin

-Al-Insyirah-

Postingan populer dari blog ini

After 3 Months!

at the end of november

Nyaman dengan Ketidaknyamanan