Cerita Al-Hambra #6
Seperti di cerita PKA sebelumnya, Allah kembali menunjukkan bahwa ayat :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Itu nyata. Gua selalu percaya kalau Allah akan mengabulkan setiap do’a yang kita panjatkan, dalam bentuk apapun yang bahkan kadang kita gak menyadari kalau do’a kita sudah dikabulkan.
Terakhir kali jadi MC di acara seni pondok itu waktu Gebyar Seni Darussalam kelas 3 intensif di Agustus 2020 lalu, itu juga penuh drama karena gua dipilih jadi MC H-5 acara menggantikan MC sebelumnya yang dirasa kurang pas setelah gladi kotor 1. Ibarat kata gua pilihan terakhir yang ada saat itu wkwkwk. Setelah itu, gua gapernah berharap lagi jadi MC acara seni pondok karena secape itu dan pressure-nya gede banget. Di Drama Arena gua jadi pembaca saritilawah dan di Panggung Gembira gua jadi sekretaris.
Di UNIDA ini, gua sudah gapernah lagi berharap jadi MC seperti yang sudah gua ceritakan di blog post sebelum ini. Gua merasa kalau karakter suara gua itu kurang sesuai lah sama alamnya UNIDA. Jadi daripada nyesek karena dapet penolakan terus, gua lebih memilih pilihan lain yang ada, hitung-hitung tambah pengalaman baru di hal lain. Jadi selain PKA, gua gapernah cari peruntungan di MC.
Al-Hambra #5 tahun lalu, gua ikut angklung menyambung dari PKA karena gua memang gatau mau ikut apa lagi (faktor mager sebenarnya mendominasi sih disini) dan Marwah jadi MC bahasa Arab. Wacana gua saat itu, di tahun kedua gua gamau berpartisipasi di Al-Hambra #6 dengan satu alasan : mager. Hahahaha karena memang semager itu harus meluangkan waktu setiap malam bergadang untuk latihan Al-Hambra, belum lagi menghadapi setiap evaluasi yang ada setiap gladinya.
Tapi, berhubung seleksi Al-Hambra masih di wajibkan untuk semester 3, gua dengan ngasalnya ikut seleksi MC dengan niat biar cepet pulang. Cepet seleksi (dengan ngasal) dan cepet pulang. Gua sama sekali gak berharap apa-apa karena memang gamau berpartisipasi dan gua ngerasa kalau orang lain yang ikut seleksi jago-jago semua comparing to me yang ngasal banget.
Qadarullah, gua malah kepilih dan tiba-tiba masuk grup MC Al-Hambra #6. Berhubung si Marwah kader PJ MC, gua tanya lah kenapa bisa gua kepilih dan yaudah saat itu gua cuma bisa Alhamdulillah aja.
Pikiran gua pertama kali saat itu adalah : Ya Allah, sebenarnya Engkau punya rencana apa di balik semua ini?. Jujur saat itu gua lagi merasa jauh banget sama Allah, tapi Allah seakan malah ngasih semua apa yang gua mau (dulu) sekarang dan itu beruntun dari PKA ke Al-Hambra. Do’a-do’a lama gua yang sudah gapernah gua panjatkan lagi, yang sudah gua ikhlaskan untuk orang lain. Gua merasa di tegur banget sama Allah sama semua nikmat yang dikasih. Dulu, gua susah-susah untuk meraih target gua dan Allah belum beri dan sekarang, ketika gua sudah lupa malah Allah beri. Rasanya itu kayak (?).
Saking kicepnya gua atas semua yang terjadi, gua cuma bisa ngucap Alhamdulillah tapi dengan hati yang penuh pertanyaan, lebih tepatnya bingung sampe sering bengong.
Alhamdulillah, dan gua jalani itu.
Perjalanan dan proses yang gua idamkan dulu, tapi tidak gua idamkan saat ini. Tapi kalau gua nolak, gua berasa durhaka banget woi sama Allah. Kufur banget!
Dan tahu? Setelah gua kepilih jadi MC Al-Hambra, malah dateng acara lain MENCARI gua untuk jadi narator di acara mereka. Dan itu dua acara.
Kayak, YA ALLAH, APALAGI INI?!
Rencana gak berpartisipasi, tapi kok malah dibuat bingung sama tawaran 3 acara?
Dulu, gua cari acara yang mau nerima gua, sekarang kok? Malah gua harus memilih dan menolak 2 tawaran 😭😭😭
Jujur gua kicep parah sih
Bentuk teguran model begini sumpah jleb banget. Ditegur melalui nikmat. Ya Allah maaf banget sudah jauh dan lupa 😭🥹🤲🏻
Dan akhirnya, gua jalani hari-hari di gembleng menjadi MC Al-Hambra.
Gak mudah sama sekali, ada banyak banget ujian didalemnya. Ujian hati, ujian kesabaran, ujian supaya gak ada sombong, iri, hasad, dengki. And against those thing are hard. Gua gabisa cerita banyak bagaimana proses latihan sampai d-day Al-Hambra #6 karena menyangkut hati banyak orang dan cukup menjadi pelajaran bagi gua, hehehe. Karena poin gua tulis ini ya tentang :
إنّ وعدالله الحقّ
Allah gaakan ingkar janji sama hamba-Nya, Allah perintahkan kita berdo’a itu memang Allah janji untuk mengabulkan itu, dan ada banyak banget bentuk dari wujud dikabulkannya do’a kita. Banyak banget, dan kadang kita gasadar kalau do’a kita sebenarnya sudah terkabul. Itu sebabnya kenapa kita harus selalu husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah, karena Allah sesuai dengan prasangka kita, hamba-Nya. Kita gatau apa-apa, tapi Allah Maha tau, Allah lebih tau.
أنت تعلم ولا أعلم
Itu juga kenapa hikmah tingkatannya diatas ilmu, karena orang berilmu belum tentu pandai mengambil hikmah, sedangkan Islam dan segala keputusan Allah SWT gabisa dilihat dengan mata dan hati yang kosong.
سبحانك لا علم لنا إلّا ما علّمتنا
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai mengambil hikmah 🤎🤲🏻.
والله أعلم بالصّواب
Gua juga mau berterima kasih sama semua yang udah berjuang di Al-Hambra #6 ini mulai dari musyrifah, PJ, juga Marwah dan Raisa yang udah membersamai proses ini. Semoga Allah balas dengan sebaik-baik balasan 🤎. Maaf juga Lulu yang bebal ini wkwkwk yang banyak perkataan dan perbuatan yang kurang ngenakin selama ini🫠😌